Bertempat di Cinemaxx Plaza Semanggi Jakarta, saya berkesempatan hadir acara nonton bareng film Little Big Master pada tanggal 17 Oktober 2015 lalu. Acara yang digelar kerjasama Celestial Movies dan Agrakom Para Relatika ini mengundang blogger dan media menonton salah satu film unggulan dari Hongkong.
Para blogger tidak hanya menonton film yang menghibur, tapi lebih dari sekedar itu. Sepertinya saya merasa beruntung menyaksikan film yang ‘bergizi’ dan inspiratif seperti Little Big Master. Tema besarnya tentang pendidikan mirip dengan film inspiratif dari negeri sendiri, Laskar Pelangi.
Film Little Big Master telah menuai prestasi sebagai film terlaris Box Office Hongkong 2015. Selain itu puluhan ribu penonton banyak yang jatuh cinta setelah menyaksikan film ini. Kira-kira gimana dengan saya ya?
Sepanjang film yang berdurasi 2 jam blogger dibuat haru sekaligus berderai air mata menyaksikan adu akting antara kepala sekolah dan anak-anak TK usia 5 tahunan. Saya awalnya tidak terpikir jalan cerita Little Big Master mampu menggugah nurani sekaligus memberikan banyak inspirasi. Ternyata saya tak kuasa meneteskan air mata mengikuti jalan ceritanya.
Little Big Master bercerita perjuangan seorang wanita mengajar anak-anak TK di sebuah Desa di Pegunungan Hong Kong. Berjuang dengan segala daya upaya yang ia miliki agar anak-anak TK di desa tetap bisa mendapatkan hak nya, pendidikan. Wanita itu juga berjuang ditengah ketidakpedulian dan ancaman sekolah akan ditutup membuat cerita semakin menegangkan.
Banyak hikmah dan insight yang akan didapat dari menonton film Little Big Master. Jangan lewatkan film Little Big Master yang diangkat dari kisah nyata ini tayang pada tanggal 25 Oktober 2015 pukul 20.00 malam. Penayangan ini diputar serentak di Celestial Movie pada jaringan TV kabel diantaranya Indovision (CH.20), K-Vision (CH.47), MatrixTV (CH.9), Nexmedia (CH.508), OkeVision (CH.19), OrangeTV (CH.162), Skynondo (CH.19), Transvision (CH.112), TopTV (CH.20), Topass TV (CH.61), UTV (CH. 691), dan YESTV (CH.108).
Sinopsis Little Big Master
Kisah berawal dari seorang wanita bernama Liu Wai Hung (Miriam Yeung) menjabat sebagai kepala di sekolah elit Hongkong. Suatu ketika, salah satu anak yang berada di kelas berbakat di sekolah tersebut mogok sekolah karena dia merasa beban belajarnya terlampau berat. Kemudian saat Hung membicarakan hal tersebut dengan orang tua anak tersebut, Hung tidak mampu mempertahankan pendapatnya untuk memindahkan anaknya ke kelas biasa. Karena ia merasa gagal tersebut Hung mengundurkan diri dari jabatannya.
Lain cerita, Dong (Louis Koo) yaitu suami Hung juga baru saja mengundurkan diri dari pekerjaannya sebagai kurator museum. Mereka berdua kemudian berencana berkeliling dunia selepas Dong Dong menyelesaikan sisa masa kerjanya yaitu 6 bulan lagi.
Takdir membuat jalan cerita baru bagi Hung. Saat Hung berolahraga di Gym, ia melihat tayangan berita di TV memberitakan ada TK di sebuah pegunungan di Hongkong yang akan ditutup. Namun sekolah itu masih memiliki 5 murid yang tetap bertahan. Kemudian pemimpin Desa tersebut sedang mencari guru sekaligus kepala sekolah yang mau digaji cukup rendah yaitu $4500 (dollar Hongkong). Hung berpikir selama menunggu waktu suaminya usai bekerja dia akan mengambil pekerjaan sebagai guru sambilan tersebut selama 4 bulan saja.
Kemudian Hung tergerak hatinya ingin membantu anak-anak TK Yuen Tien tersebut lalu dia berangkat ke Desa dan mengutarakan niatnya mengambil kesempatan jadi kepala sekolah. Penampakan TK Yuen Tien sangat kusam, bangunan kuno tak terurus, kotor dan juga di luarnya menempel iklan-iklan lelang.
Bahkan dijadikan taruhan orang-orang desa sampai kapan TK tersebut akan tutup. Tidak ada masyarakat yang peduli terhadap nasib anak-anak TK Yuen Tien yang berasal dari kalangan miskin. Anak-anak lain telah pindah ke sekolah lain sementara sisanya 5 orang tersebut tidak mau pindah dengan alasan tidak mampu.
Akhirnya Hung diterima bekerja sebagai kepala sekolah, pengajar, juga jadi petugas yang membersihkan lingkungan sekolah. Pertemuan pertama Hung dengan anak-anak sangat berkesan di hati Hung. Sejak pertemuan pertama, hati Hung seolah terpaut pada sekolah dan anak-anak TK Yuen Tien. Kepala sekolah tersebut dengan tulus ikhlas mengajar, menyemangati mereka agar tetap sekolah, meyakinkan keluarga mereka, sampai menjadi supir antar jemput dua kakak beradik di TK tersebut.
Sosok anak-anak murid TK Yuen Tien juga sangat unik dan memiliki permasalahan tersendiri. Mereka terdiri dari 5 orang anak perempuan, bernama Lou Ka Ka (Fu Shun-ying), Siu Suet (Ho Yun-Ying), Chu-chu (Keira Wang), lalu dua adik kakak Jenny Fatima (Khan Nayab) dan Kitty Fatima (Zaha Fatima). Ada anak yang memiliki trauma terhadap petir, anak yang kehilangan sosok ibu, harus membantu orang tuanya bekerja, dan anak yang orangtuanya kerap bertengkar.
Hung tidak tinggal diam, dia berusaha mendekati keluarga murid-muridnya, memahami persoalan mereka dan jadi teman mereka. Kepedulian Hung sangat besar terhadap murid-muridnya. Maka makin hari rasa sayang Hung terhadap mereka semakin besar.
Cibiran dan ancaman dari warga desa terhadap Hung sering datang padanya. Namun ia tidak pernah gentar dan menyerah. Saking semangatnya ia mengabdi Hung sampai melewatkan jadwal kontrol ke dokter pasca pengangkatan tumor yang dideritanya.
Tantangan paling besar saat sekolah membutuhkan setidaknya satu murid baru agar TK Yuen Tien tidak ditutup. Hung membuat selebaran mengundang masyarakat hadir ke acara pementasan murid TK Yuen Tien. Sekaligus membuka pendaftaran murid baru.
Namun sampai pada saat hari pementasan itu tiba, tidak ada satu pun masyarakat yang datang. Harapan pun makin menipis. Ketegangan makin meningkat saat Hung datang pada temannya meminta agar perusahaan temannya bisa membantu sekolah Yuen Tien. Sayangnya teman Hung malah ingin memanfaatkan sosok Hung sebagai ikon bimbingan belajar TK.
Hung yang kelelahan dari mulai persiapan pementasan sampai hari H pingsan saat kembali ke TK Yuen Tien. Ternyata tumor dalam tubuh Hung aktif kembali, untuk itu Hung harus kembali dioperasi.
Kegigihan dan kerja keras Hung membuahkan hasil. Pada saat dilaksanakan upacara kelulusan murid TK Yuen Tien mampu menarik minat masyarakat desa dan datang ke acara tersebut. Adegan setelah ini berhasil menguras air mata saat Lo Ka Ka yang saat itu lulus berikan sambutan kelulusannya. Sangat menyayat hati ungkapan perasaan Lo Ka Ka kepada ibu kepala sekolah yang disayanginya tersebut.
Little Big Master: Tentang Mimpi Sederhana
Inspirasi yang saya dapat setelah menonton film Little Big Master yaitu tentang mimpi yang sederhana ibu kepala sekolah Hung. Pada bagian akhir cerita beliau berkata impiannya adalah bisa melihat anak-anak datang ke sekolah tiap pagi.
Menurut saya impian Hung bukan mimpi yang muluk atau ketinggian. Mimpi Hung bukan agar anak-anak Yuen Tien menjadi dokter, guru, atau presiden. Berharap anak-anak datang ke sekolah tiap pagi, mengapa?
Bagi anak-anak TK Yuen Tien datang sekolah tiap hari adalah perjuangan tersendiri di tengah problematika keluarga dan himpitan ekonomi. Pergi ke sekolah berarti harus ada biaya ongkos transportasi yang dikeluarkan, uang makan, dan juga keperluan lainnya. Sementara orang tua mereka harus bekerja untuk dapat makan hari itu.
Maka dari itu, ibu Hung bekerja keras agar impiannya tersebut terwujud. Apa saja yang beliau lakukan?
- menjadi 'supir' antar jemput sekolah Jenny dan Kitty
- membantu Chu-chu menghapus trauma takut monster guntur dan menjelaskan alasan orangtua Chu-chu meninggal dengan baik
- memberi pekerjaan ayahnya Siau suet dengan menggunakan jasa beliau saat mengganti pagar sekolah
- mencari donatur untuk sekolah
- bahkan dalam versi kehidupan nyata sang ibu kepala membeli mie, susu dan telur karena murid-muridnya terindikasi kurang gizi
Kesabaran, ketulusan, keikhlasan, kegigihan dan juga kerja keras ibu Hung akhirnya berbuah manis.
Masalah kemiskinan masih menjadi problem negara-negara seperti di negara kita Indonesia. Kemiskinan erat kaitannya dengan kebodohan. Siapa yang mau lepas dari kemiskinan maka ia harus memiliki pendidikan yang baik, agar kemampuan dan keahliannya semakin bertambah.
Namun ada kalanya jeratan kemiskinan membuat sebagian orang putus asa sehingga mereka memilih menyerah. Pilihannya adalah lebih baik mencari uang daripada melanjutkan pendidikan.
Orang-orang dengan hati luar biasa seperti ibu guru Hung yang mendedikasikan dirinya bagi anak-anak miskin tersebut sangat diperlukan.
Seolah mengingatkan kembali, masih banyak yang membutuhkan uluran tangan dan kepedulian saat ini. Semoga melalui film inspiratif Little Big Master banyak melahiran Hung-Hung lainnya. Aamiin.
Salut pada Celestial Movies atas tayangan film Little Big Master. Jadi penasaran film-film lainnya yang akan tayang di channel ini. I love HK Movies.
Walaupun miskin pendidikan itu penting. Bener banget, mba
BalasHapus