Rabu, 01 Juli 2015

Anakku Adalah...

Hello Happy Readers

     Tema tantangan #nuliskompakan mom's stories pertama, Anakku adalah. Bicara tentang anak, apa sih arti anak? Secara umum anak adalah keturunan yang setiap pasangan suami istri dambakan kehadirannya sebagai pelengkap kebahagiaan keluarga.  Cari arti anak buat saya sendiri ada dalam satu puisi favorit tentang anak yang pernah saya posting di awal blog, begini isinya.


Anda memiliki waktu seumur hidup untuk bekerja, 
namun anak-anak hanya memiliki masa kecil sekali selama masa rentang hidupnya

Anak-anak bagaikan pohon yang merambat
Jika pohon rambat dibiarkan tumbuh sekendak hatinya, 
maka ia tumbuh ke segala arah, tanpa tujuan, tak sedap dipandang mata
dan tentunya akan mengganggu manusia di sekitarnya

Namun apabila diarahkan bahkan dibentuk, 
maka tumbuhlah ia sesuai dengan apa yang kita harapkan
dan keindahan yang terpancar dari tanaman itu nantinya akan berguna
dan memukau orang di sekitarnya

Oleh karena itu, rangkailah anak kita dengan jiwa seni, 
kasih sayang dan kelembutan, 
maka tanaman rambat akan menjadi tanaman hias yang memukau...


     Can't agree more. Sangat setuju sama puisi ini, saya sampai menganalogikan Sera (3 tahun 9 bulan) seperti tanaman.





     Seperti tanaman, orang tua merawat anak dengan siraman air kasih sayang. Jumlahnya harus pas, tidak boleh lebih dan tidak boleh kurang.  Tanaman kalau kurang air dia akan keringan dan layu begitu pula sebaliknya tanaman yang kelebihan air, akarnya akan terendam dan mati. 

     Anak yang dididik dengan minim kasih sayang akan tumbuh dengan perasaan kurang percaya diri, insecure (perasaan tidak aman), dan sering mengalami perasaan putus asa (helplessness).  Kurangnya kasih sayang pada anak biasanya disebabkan minim perhatian orang tua, bisa jadi alasan sibuk atau memang tipikal orang tua yang cuek.  Banyak kasus muncul tentang kenakalan remaja dikarenakan anak mereka haus kasih sayang dari orang tua, bukan? 

     Kasih sayang yang berlimpah ruah juga ada kekurangannya, dengan dalih kasih sayang orang tua banyak mengartikan kasih sayang dengan sikap memanjakan.  Dibiarkan keinginan sang anak, dibolehkan ini dan itu, diberi banyak diluar batas kewajaran.  Ini semua membuat anak tidak mandiri dan bergantung kepada orang tua mereka.  Apa yang terjadi? Pada akhirnya kita juga sering mendengar cerita anak yang tidak bisa mandiri, melakukan sesuatu seenak hatinya karena hasil didikan yang terlalu memanjakan ini.

     Tanaman juga perlu pupuk yang membuatnya tumbuh subur.  Pupuk saya ibaratkan seperti asupan bergizi bagi si anak.  Makan-makanan bergizi, tontonan mendidik, buku-buku, aktivitas positif, dan lain sebagainya.  Orangtua yang peduli pada gizi si anak akan memberikan anak asupan terbaik untuk tumbuh kembangnya agar optimal. 

     Selain itu, tanaman juga perlu dibentuk sedemikian rupa agar bentuknya bagus dan cantik.  Dengan gunting, kita pangkas batang yang tidak sempurna tumbuhnya atau kita khawatirkan rawan melukai orang lain.  Anak pun sama, dalam kehidupannya memiliki lika-liku, kadang dia melakukan kesalahan (dahan yang mengganggu).  Dengan 'gunting' yaitu berupa nasihat dan peringatan kita pangkas bagian yang melenceng itu, merapikan kembali dengan penuh kehati-hatian agar tidak merusak batang dan daun lainnya yang masih bagus.  Bentuk, arahkan perilaku anak supaya dia jadi anak berakhlak mulia dan disukai pergaulan.

     Dalam proses pertumbuhan tanaman, kita juga harus selalu hati-hati bahaya parasit dan hama mengganggu.  Rumput liar, gulma, ulat yang bisa menggerogoti tanaman kita.  Apa itu parasit dalam kehidupan anak? Lingkungan pergaulan yang buruk, teman yang buruk, tontonan yang tidak mendidik, narkoba dan obat terlarang, pornografi (yang tingkatnya sekarang sudah akut), terjebak predator pelecehan (naudzubillah) dan lain sebagainya.  

     Kadang, hama penyakit tidak nampak saat itu juga. Ada tanaman tiba-tiba rusak karena hama yang tidak terlihat tapi ternyata diam-diam menggerogoti tanaman.  

     Gimana kita tahu tanaman terkena penyakit? Awasi tanaman (anak) kita secara berkala. Lihatlah apakah daunnya layu, ada yang bolong, dan lain sebagainya.  Orangtua mestinya tanya kegiatan anak sehari-hari, bagaimana di sekolah, siapa temannya, apakah ada yang aneh dengan ajakan temannya, gurunya dan lain sebagainya.  Jalin komunikasi terbuka supaya Kita tahu kapan anak kita terkena 'hama' mengganggu.  Jangan sampai anak kita tiba-tiba menjadi pendiam dan pemurung karena kita yang abai padahal anak sedang terserang hama akut. 

     Kemudian, katanya, tanaman itu suka kalau diberikan pujian dan sapaan.  Tanaman memang tidak punya perasaan, tapi katanya lagi tanaman yang sering diajak bicara akan menghasilkan daun, bunga dan buah yang lebih cantik. Itu baru tanaman, lho, apalagi anak manusia.

     Berdasarkan pengalaman mertua saya yang hobi merawat tanaman siapapun bisa merawat tanaman dengan syarat, ikhlas sepenuh hati.  Beliau tidak percaya konsep tangan dingin jago merawat tanaman. Lakukanlah sepenuh hati dan tanaman kita pun akan indah dan cantik, membahagiakan bagi siapapun yang memandang.  Sip, jadi siapapun bisa dan mampu menghasilkan anak berkualitas asal sabar, ikhlas, telaten dalam mendidik dan membesarkannya.


http://lunar.thegamez.net/gardenidea/beautiful-garden-pictures/beautiful-garden-4-1600x1200.jpg
taman cantik menyejukkan mata (sumber)


    Gimana, sudah cukup analoginya, Teman-teman?  Ternyata belum, masih ada lagi.  Saya temukan lagi analogi tanaman dari pakar pengasuhan yang lagi hits, Ayah Edy.  Kata beliau, setiap anak itu layaknya bibit pohon yang tumbuh sesuai dengan bakal bibit itu.  

     Bibit pohon mangga lahir akan tumbuh menjadi pohon mangga.  Bibit pohon apel pun sama, akan tumbuh besar berkembang sesuai bibitnya, sebagai pohon apel.  Bakat anak dianalogikan sebagai bibit tanaman dimana, anak dengan bakat pelukis tidak bisa dipaksakan besar sebagai seorang insinyur sebagaimana harapan penanam-nya (orang tuanya).  Tugas orang tua adalah mengenali bibit unggul si anak tersebut dan membesarkannya sesuai dengan bakat tersebut agar potensinya si anak makin bersinar.  Apakah kita sudah menemukan bakat anak kita? Jawabannya boleh Teman-teman baca di ulasan saya tentang buku Ayah Edy Rahasia Ayah Edy Memetakan Potensi Unggul Anak.  

     Anak adalah versi saya kurang lebih seperti di atas, kalau versinya Shofa Anakku Bukan Harapanku. Kalau Teman-teman?

Ruang tamu, 8.00 pm sambil nemenin Sera main kertas.
1 Juli 2015     


16 komentar:

  1. Hi, Kak Sarah. Senang baca tulisannya. Memang orangtua adalah peran yang penting untuk anak. Semoga dengan kesabaran, keikhlasan dan ketelatenan mampu menghasilkan anak yang berkualitas dalam mendidik dan membesarkannya.

    O'iya Kak Sarah, ada info jalan-jalan gratis dan ada Grand Prize Mac Book Pro juga nih......


    Kesempatan untuk ikut ekspedisi Kalimantan bersama New Daihatsu Terios #Terios7Wonders.

    Dimulai dari Palangkaraya, Kruing, Pulau Kaget & Kandangan, Amuntai & Balikpapan, Samarinda, Tn. Kutai dan berakhir dengan melihat cantiknya pulau Surga, Maratua.

    Caranya, ikutan lomba blog "Borneo Wild Adventure"
    Untuk info lebih lengkapnya, http://bit.ly/terios7wonders2015

    Ayo ikutan Kak untuk kesempatan ini!

    BalasHapus
  2. Beneerr, perhatian pada anak memang harus pas porsinya, tidak lebih & tdk kurang

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Mbak Maya, yang sedang-sedang saja yah.. ^^

      Hapus
  3. Analogi nya keren abis nih Saraaaah..
    Aku setujuuuu :)

    Kadang aku berfikir bahwa setelah jadi ibu prioritas hidup kita berubah drastis yah...
    Dan aku justru merasa bahwa aku belajar banyaaaak banget dari anak2ku...
    Belajar sabar, belajar mendengar, belajar memaafkan, belajar ikhlas...duh pokoknya banyak deh....

    Salam sayang buat Sera yah :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yap yap, makasih teh Erry.. Samaan, serasa punya guru kehidupan ya, belajar dari anak-anak kita.. Salam sayang juga untuk Kayla & Fathir teh..

      Hapus
  4. Setuju sih sama ulasannya mba sarah, anak itu emang bagaikan tanaman...tumbuh kembangnya tergantung dari bagaimana cara kita merawatnya...nice sharing mba :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehe.. SIpp ka Handdriati.. Makasih kunjungannya juga ya^^

      Hapus
  5. suka dengan analoginya. Tutur bahasanya soft bgt. like it :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wiihiy, makasih teh Tetty. Masih terus belajar nih..

      Hapus
  6. puisinya indah. gambarnya bagus. setuju.
    buat saya, anak adalah segalanya :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah, makasih ya Mak Riana.. Definisi anak adalah segalanya itu singkat padat tapi dalem maknanya.. Makasih ya *kecup Emak Riweuh*

      Hapus
  7. Hai Mba, setuju bgt sm catatan ini... Indahnya ya klo anak2 kita tumbuh menjadi penyejuk jiwa...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai Mbak Noe.. Insya Allah anak-anak kita tumbuh jadi penyejuk jiwa, Aamin.. Makasih dah mampir ^^

      Hapus
  8. analoginya iya banget, anak memang berjuta definisi namun yang jelas anak merupakan anugerah yang luar biasa dititipkan oleh-Nya kepada kita

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Mbak Astin, saya sering takjub sama makhluk titipan-Nya ini. Emang luar biasa.. Makasih ya mbak^^

      Hapus

Terima kasih atas kunjungan dan komentar Teman-teman :)