Kamis, 10 Desember 2015

Review Film: The Little Prince (Pangeran Kecil)


Judul Film: The Little Prince
Genre: Semua umur
Durasi: 120 menit
Sutradara: Mark Osborne
Produksi: Animation Lab
Tayang: 7 Oktober 2015 (Indonesia)

Film The Little Prince diadaptasi dari Novel Perancis 'Le Petite Prince' yang terbit pada tahun 1943. Pengarangnya seorang pria berkebangsaan Perancis bernama Antoine Saint de Exupery. Novel The Little Prince juga termasuk novel laris dunia dengan jumlah kopi hampir 140 juta kopi. Bahkan sudah diterjemahkan ke dalam 265 bahasa.

Menurut saya, The Little Prince sarat makna dan filosofis. Cocok buat mereka yang senang mencari makna kehidupan. Film ini menuntun kita menemukan apa yang paling mendasar di dunia ini, perbedaan antara masa kanak-kanak dan dewasa, tentang perasaan-perasaan kita, mimpi-mimpi, dan arti sebuah persahabatan.

Bagi yang belum pernah baca novel The Little Prince mungkin akan kebingungan, seperti saya. Pada saat nonton filmnya saya bertanya-tanya dalam hati, ini film tentang realita atau khayalan sih? Di satu sisi latar film seperti kehidupan di dunia nyata tapi di sisi lain cerita The Little Prince tampak seperti khayalan. 

Inti film ini ada pada dialog antara tokoh The Little Prince menyiratkan banyak arti, apabila diresapi lebih jauh. Rasa-rasanya tidak mudah mencerna langsung maksud dialog tersebut saya juga sampai 'loading' berusaha memahaminya.  Salah satunya adalah dialog antara Little Prince dengan Fox si rubah, seperti di bawah ini. 

sumber: bohemianmint.com

Artinya, "Kamu bertanggungjawab, selamanya, pada apa yang telah kamu jinakkan." Nah adakah Teman-teman bisa mengartikan maksud dialog ini? :) 

Tidak ada adegan yang mengocok perut, lelucon atau 'silly things' saat menonton film animasi anak biasanya. Hampir semua adegan tampak serius. Selama di bioskop juga saya tidak mendengar suara apapun, hening, penonton seperti sedang berpikir. Atau malah tidak mengerti, ya?! (Hehehe) Sampai anak-anak di bioskop pun ikut hening. Jadi saya rasa film ini lebih cocok ditujukan untuk segmen remaja. 

Sinopsis
Film berawal dari suara sang narator menceritakan masa kecilnya yang senang menggambar imajinasi berupa seekor ular memangsa utuh buruannya. Bentuk gambar imajinasi itu seperti topi, padahal maksud gambar tersebut yaitu ular yang memakan gajah. 

Gambar ular menelan gajah dalam The Little Prince
sumber: pozitivenap.hu

Sang narator lalu memberikan gambar itu pada orang dewasa di sekelilingnya, lalu bertanya, 


"Apakah kalian takut pada gambar ini?" 

Namun sayang para orang dewasa tidak mengerti maksud gambar tersebut. Para orang dewasa malah menyuruh sang narator belajar aritmetika, geometri dan pelajaran lain yang  mereka anggap lebih berguna.

Tahun demi tahun berganti sang narator pun belajar seperti saran orang dewasa di sekitarnya. Sampai akhirnya sang narator menjadi seorang penerbang (pilot) yang berkeliling dunia. Hingga pada suatu hari saat dia terbang melintasi gurun sahara tiba-tiba pesawatnya mogok dan dia terdampar di sana. Saat itulah pertemuan pertama penerbang dengan anak lelaki kecil bernama Little Prince.

Little Prince menyapa si Penerbang, dan menceritakan dari mana dia berasal. Tempat tinggal Little Prince yaitu Asteroid B612, sebuah planet kecil yang ukurannya tidak melebihi badannya. Dia tinggal sendirian, menjaga planet itu dari tanaman pohon Baobab, karena jika pohon itu tumbuh bisa menghancurkan planet kecilnya. 

Little Prince meminta penerbang menggambar domba. Berkali-kali penerbang mengambar domba, semua gambar tersebut tidak seperti yang Little Prince inginkan. Sampai akhirnya pada gambar terakhir bentuknya hanya kotak kecil berlubang tiga. Lalu Little Prince berkata, "Ya itu maksudku. Aku ingin domba yang kecil supaya cukup di planetku."

Mengapa Little Prince bisa sampai ke bumi?

Pada saat itu Little Prince merawat sebuah tanaman mawar di planetnya. Dia sangat menyayangi mawar itu, begitu juga si mawar menyayangi Little Prince. Mawar itu bukan mawar biasa, tapi mawar istimewa. Rasa sayang Little Prince sangat besar pada mawarnya, dia rela melakukan segalanya untuk si mawar.

Sampai akhirnya si mawar merah cantik tersebut mulai berulah, menuntut Little Prince ini dan itu. Si mawar berubah angkuh. Akibatnya, Little Prince memutuskan pergi meninggalkan mawar dan juga planet tempat dia tinggal. Setelah kepergian Little Prince mawar pun merasa menyesal dan menyadari kesalahannya. 

Si mawar istimewa kesayangan Little Prince
sumber: libravit.com

Di kehidupan lain, ada seorang Gadis Kecil yang tinggal bersama ibunya di Kota Besar. Si Gadis Kecil sedang berjuang dalam ujian masuk sekolah terbaik. Sayangnya, karena terlalu gugup pada saat wawancara si Gadis Kecil salah menjawab pertanyaan akhirnya di pun gagal.

Si ibu tidak bisa menerima kegagalan Gadis Kecil begitu saja, kemudian si ibu pindah rumah ke lokasi yang dekat dengan Akademi agar Gadis Kecil bisa lebih giat mempersiapkan diri. Untuk itu si Ibu telah menuliskan agenda kegiatan selama 2 minggu persiapan, dengan jadwal yang ketat. (Kalau saya bisa pingsan deh liat jadwalnya)

Setelah pindah ke tempat baru itu, mereka tinggal bersebelahan dengan rumah tua, tidak terawat, tanaman rambat memenuhi sekelilingnya, juga ada rumah pohon. Seorang kakek tinggal di sana seorang diri. Dialah sang Penerbang.

Pertemuan pertama Gadis Kecil dan Penerbang bisa dibilang tidak menyenangkan. Saat itu ada suara ledakan keras dari rumah kakek mengagetkan Gadis Kecil di hari pertama kepindahannya. Kipas pesawat terbang, menembus pagar, menabrak dinding, membuat lubang besar di dinding rumah Gadis Kecil. 

Ternyata sudah beberapa kali kejadian itu terjadi saat polisi datang ke tempat kejadian. Kemudian sebagai ganti rugi, kakek Penerbang itu memberikan satu toples besar berisi koin pada si Gadis Kecil.

Saat Gadis Kecil menghitung koin-koin dalam toples tersebut, jarinya tertusuk benda tajam dalam toples itu. Ada sebuah pedang kecil dan patung anak lelaki kecil berbaju hijau, berambut kuning. Tak lama kemudian sebuah pesawat kertas mendarat di meja Gadis Kecil. Isinya gambar tentang kisah saat si kakek (penerbang) bertemu dengan Little Prince. 

sumber: cdn.indiwire.com

Jalan cerita selanjutnya hubungan Gadis Kecil dan Kakek Penerbang mulai terajut. Di sela-sela Gadis Kecil belajar persiapan masuk Akademi, dia menyelinap ke rumah kakek. Mereka menghabiskan waktu bersama-sama, si kakek bercerita petualangannya bersama Little Prince.

Dunia Gadis Kecil dan Si Kakek sangat bertolak belakang. Si Gadis Kecil hidupnya serba teratur, penuh perencanaan, belajar terus demi masuk ke sekolah favorit. Jika suatu hari nanti dia bekerja harus seperti orang tuanya seorang karyawan akunting di perusahaan besar. 

Lain dengan si Kakek, dalam rumahnya banyak mainan pesawat, di rumah pohonnya ada teropong bintang, penuh imajinasi dan sangat menyenangkan. Di halaman belakang ada sebuah pesawat rusak. Si Kakek berencana memperbaiki pesawat itu supaya bisa bertemu dengan Little Prince.

Seperti terbalik, seharusnya si Gadis Kecil yang memiliki masa kecil seperti dunia si Kakek. Namun menurut saya di sinilah letak salah satu pesan dalam film ini.

Adegan selanjutnya si Kakek kembali menceritakan petualangan Little Prince, bertemu dengan orang-orang aneh dari planet lain, bertemu dengan rubah yang kemudian jadi sahabatnya, si ular, sampai akhirnya perpisahan si Kakek Penerbang dengan Little Prince.

Klimaks cerita ada di bagian akhir film. Pastinya lebih menegangkan dan lebih butuh konsentrasi menerjemahkan tiap dialog dan adegan film berikutnya. 

My Thoughts on The Little Prince
Secara umum, film ini sarat akan filosofi kehidupan. Buat yang ingin cari hiburan segar lucu atau menikmati animasi yang keren siap-siap harus kecewa jika menonton The Little Prince. Film ini mengajak mikir bukan ketawa bareng. 

Pesan buat saya sendiri, setiap mau nonton film anak harus selalu lihat dulu trailernya di Youtube. Jangan sampai malah kecewa atau anak minta pulang di tengah bioskop. Untungnya Sera nggak minta pulang sih, cuma dia lebih banyak diam.

Buat saya sendiri, ini film ter-unik yang pernah saya tonton. Kebetulan saya pernah baca buku filsafat dan hal-hal seputar filosofi. Jadi begitu menonton ini saya larut dalam teka-teki The Little Prince. Memang susah menemukan arti setiap dialog, tapi pada saat saya menemukan apa maksud dialog tersebut rasanya bahagia banget, priceless

Lain dengan Bebehnya Sera, sambil merengut dia bilang, "Ini film apa sih?". Well, saya cuma senyum aja. Dan nggak kasih tahu maksudnya apa karena bisa jadi tiap orang menangkap arti yang berbeda.

Terakhir pesan saya kalau nonton film The Little Prince, Ikuti saja jalan ceritanya seperti air mengalir. Nikmati setiap adegan dan dialognya. 



16 komentar:

  1. boleh nih buat list ngisi weekend, makasih mbak reviewnya

    BalasHapus
  2. Aku kudu nonton 2x br ngeh jalan ceritanya huhuhu

    BalasHapus
    Balasan
    1. wiiww keren Yee.. ampe 2 kali nonton.. saking niat banget pengen ngerti..^^

      Hapus
  3. Ini bukunya baguuus dan aku suka banget. Walooun kemasannya anak2, aku suka berpikir ini buku buat orang yg lebih dewasa. Makanya agak curious juga waktu difilmkan apakah akan bagus hasilnya atau malah jd boring.
    filmnya dapet rating berapa ni Ghin? Penasaran

    BalasHapus
    Balasan
    1. Buat yang belum pernah baca bukunya model saia ini.. kayanya ratingnya 3/5... Mungkin kalo udah baca bukunya duluan bisa 5/5... Hehehe...

      Tonton aja say.. di bioskop masih tayang ga yaa?!

      Hapus
  4. Kalimat-kalimat dialognya banyak metaphor gitu ya mbak? Saya niat nonton ini, tapi anak-anak gak mau. hiks. Salam kenal mbak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Menurut saya mah bukan banyak tapi buanyaak.. hehehe.. Iya baiknya nonton ini buat 'me time' kita aja kalau bawa anak2 ntar takutnya malah bete.. Salam kenal juga mbak Anne, makasih dah mampir^^

      Hapus
  5. Kayanya agak berat ya untuk anak-anak. Padahal animasi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sepertinya gitu mba.. saya yang orangt tua aja berkerut2.. hehe..

      Hapus
  6. filmnya ternyata agak berat yaa hahaha. kupikir ini film buat anak2 lhoo
    Ibunya pun perlu mencerna sedemikian deh, dalem bangeeet. tingkat tinggi kayaknya

    BalasHapus
    Balasan
    1. begitulaah.. perlu penghayatan mendalam, kalau perlu berkali-kali nontonnya..^^

      Hapus
  7. kalau anak-anak yang menonton seperti pelan-pelan banget mencernanya, ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. yupp mba Chi.. Keke Naima kayanya boleh diujicoba nonton Little Prince nih.. ;)

      Hapus
  8. Nonton ini ga cukup sekali sist, karna terlalu banyak kata" kiasan, film ini keren banget sumpah banyak makna yg bisa di ambil

    BalasHapus

Terima kasih atas kunjungan dan komentar Teman-teman :)