Mengenang serunya masa-masa kuliah lebih asyik kalau dilakukan bareng teman-teman. Yak, awal bulan lalu saya reunian sama teman-teman Psikopat. Eh, ini nggak ada kaitannya sama penyakit mental lho. Psikopat yaitu singkatan dari Psikologi UPI Bandung angkatan 2004 (yah ketauan deh tuanya, hihi). Nggak semua teman-teman hadir, hanya yang rumahnya seputaran Jakarta dan Jakarta coret kaya saya ini.
Sekilas tentang Psikologi UPI, jurusan ini pertama kali dibuka pada tahun 2004 yang artinya kami adalah angkatan pertama. Jadi angkatan pertama di jurusan itu enak banget. Kenapa enak, karena kita nggak di bully sama kakak kelas! Hahaha.
Awalnya kami kumpul karena gabung di grup WA Psikologi Jakarta yang adminnya Enandes alias Andes. Saya diajak gabung Andes masuk grup beberapa waktu lalu. Kemudian teman-teman Psikopat ada rencana ketemuan kedua setelah pertemuan pertama di bulan Agustus.
Setelah chit chat, janjian reuni bertempat di Grand Indonesia jam 1 siang. Awalnya mau ketemuan di resto Fook Yew, sesuai rekomendasi Nia, tapi ternyata pada jam makan siang antrian membludak jadi terpaksa pindah ke Seruput yang lokasinya agak ujung depan Yoshinoya.
Singkat cerita, saya sampai di Grand Indonesia langsung menuju tempat mainan supaya Sera senang dulu lihat-lihat mainan. Karena kalau saya kasih tahu ketemuan teman-teman bisa jadi dia nggak membolehkan. Makanya harus atur strategi, hehe.
Saya langsung menuju tempat pertemuan sementara Sera dan Bebehnya lihat-lihat mainan. Oh iya, kata Nia ada majalah Grand Indonesia namanya Otentik Indonesia dan Nia salah satu tim penulisnya. Wiih, keren deh. Sejak kuliah Nia sudah punya hobi nulis yang dia tuang di blognya www.mynameisnia.blogspot.com. Saya suka baca postingannya Nia yang tata bahasanya apik dan isinya humanis gitu. I adore you, Nia...
Otentik Indonesia di Mall Grand Indonesia, salah satu hasil karya Nia dan tim. |
Saya pun jalan menuju lokasi resto tempat kami janjian. Setelah tanya lokasi ke petugas mall, patokannya adalah depan Yoshinoya lantai 3A. Sip. Langkah saya berderap semangat ingin cepat-cepat bertemu. Jujur, mall Grand Indonesia termasuk mall yang jarang disambangi nggak aneh kalau saya sering nyasar.
What a surprise, di bagian depan resto Seruput sudah duduk manis rapi teman-teman Psikopat. Mereka adalah Nia dan sang pacar, Mitha dan Riska alias Icha. Saya langsung semangat salaman dan duduk menyapa mereka.
Sejurus kemudian menyusul Mamih Andes dan suaminya Babeh Dani yang baru datang dari Bandung. Suasana jadi makin ramai, soalnya si Mamih yang anak Jakarta dengan logat betawi-nya mengeluarkan jurus-jurus celetukan yang bikin kami ngakak.
Obrolan awal kami tentang tempat tinggal di mana, kerja atau nggak, ngapain aja, dan seputar informasi dasar hidup. Halah. Ada yang masih melajang dan ada juga yang sudah berbuntut seperti si mameh dan mamih.
Bertahun-tahun nggak ketemu, terus ketemu lagi itu rasanya banyak banget yang pengen ditanyain. Jadi rasa kepo saya muncul deh, tanyain satu-satu kabar teman-teman dan dunia mereka.
Suasana obrolan pun mengalir, dari cerita tentang teman-teman jaman kuliah, seputar pekerjaan, dan keinginan yang kepengin dicapai. Pasti setelah itu tentang hal-hal pribadi seperti keluarga dan anak-anak.
Psikopat Ladies (Foto punya Mitha) |
Mitha seorang lulusan Psikologi UPI yang bisa dibilang sukses berkarir di bidang Psikologi Industri. Saya kagum sama Mitha yang konsisten sejak kuliah sampai kerja fokus pada dunia Psikologi Industri. Kata Mitha, "Dari dulu emang udah seneng sih." Oalah pantes aja dia sudah temukan passion-nya.
Sementara Icha bekerja di salah satu Bank Internasional di bagian pelayanan pelanggan. Bidang pekerjaan yang ditekuni jauh berbeda dengan kuliah di jurusan Psikologi. Waktu saya tanya gimana rasanya kerja di bidang ini, Icha bilang melayani keluhan pelanggan kadang buat Icha ikut stress. Hahaha. Sekarang Icha sudah mau memasuki tahun keempat di kantornya dan mulai menikmati pekerjaannya saat ini.
Kalau Nia ya itu tadi, seorang jurnalis lepas. Dia membuat beberapa majalah segmented, untuk perusahaan-perusahaan. Majalahnya eksklusif, lho. Diantara kami yang hadir saat itu, Profesi Nia yang melenceng dari dunia Psikologi. Kami pun dibuat heran, tapi saya yakin passion Nia membawanya ke pekerjaan yang dia dambakan. Dari pancaran auranya nampak sangat bahagia menikmati pekerjaannya ini. Atau karena di sebelahnya ada si pacar, ya?! (heuheu, sok tau bingit si mameh).
Sementara itu Mamih Andes seorang ibu rumah tangga dengan dua putra-putri yang lucu-lucu. Mamih baru pulang ke Jakarta akhir tahun lalu setelah merantau di Malaysia ikut dinas sang suami. Mamih cerita tentang salah satu institusi pendidikan di Malaysia yang materinya 'berat'. Di sana, ada yang sejak TK sudah belajar calistung, bahkan perkalian.
Oia, ada yang mau tau cerita saya gimana ngga?! *sok penting banget yah* Kalau saya ibu rumah tangga yang baru aja menapaki peran baru sebagai mom blogger. Dari SD cita-cita saya pengin jadi penulis. Dulu mikirnya ah jadi penulis di diary aja cukup. Berhubung sekarang diary sudah nggak jaman, begitu muncul blog jadilah nulisnya kerenan dikit di blog. Gitu deh...^^
Perut sudah keroncongan nih, begitu pula teman-teman yang sudah siap memegang menu di tangan mereka. Saya langsung pilih makanan Seruput yang semua makanannya khas Indonesia. Ada bakso, rawon, tekwan, sop buntut, dan lain-lain.
Kata Nia, di Seruput makanan yang recommended yaitu yang berkuah-kuah misalnya Garang Asam. "Inilah yang jadi ciri khas resto Seruput," terang Nia. *si mameh manggut-manggut* Saya akhirnya pesan Sop Konro Makassar karena belum pernah coba. Rasanya enak, kuah hitam mirip rawon lah.
Sambil makan obrolan kami makin seru. Pas Mamih dan Nia tanya Sera kemana, saya cerita tentang Sera. Kalau Sera lagi sama Bebehnya, jalan-jalan cari mainan, bla bla. Terus saya juga bilang kalau ketemu Sera harus super cuek soalnya dia suka cranky kalau ketemu orang baru. Saya cerita supaya teman-teman nggak kaget kalau tiba-tiba Sera jutek atau nangis.
Seperti paduan suara, Nia, Pacarnya Nia, dan Mamih kompak berseru, "Oooooh..." selama lima detik. Hahaha. Lucu deh bisa bareng gitu.
Sebetulnya ada satu teman lagi yang sedang kami tunggu, Lania. Dia seorang ibu muda dari dua anak dan satu calon anak soalnya Lania sedang hamil anak ketiganya. Kalau Lania sudah lulus S2 jurusan Psikologi Industri.
Lania sampai juga di Seruput saat makanan kami semua sudah habis. Setelah say hi, Lania tanya ke saya, "Udah pada foto belum sih?"
Si mameh geleng-geleng, "Belum kok, tenang aja"
Lania lalu mengajak foto bareng. Ada kejadian lucu, waktu mau difoto tangan Lania ditarik putri sulungnya soalnya mamanya nggak boleh difoto. Adegan tarik-menarik pun terjadi. Tarra, jadilah foto dengan kondisi Lania tangannya ditarik si cantik. Hahaha.
Reuni Psikopat Jakarta di Seruput GI Foto pinjam punya Mitha |
Akhirnya, yang saya tunggu pun datang juga. Sera dan Bebehnya datang, lalu kami semua spontan menyambut mereka, "Eh, Haaaiiiii..." sambut kami barengan.
Melihat semua mata memandang ke arah Sera antusias, muka Sera berubah merah. Dia kaget. Seketika, tangis pecah.
"Huwaaaaaaaaaaaaaa..." Sera menangis sekencang-kencangnya.
Teman-teman yang lain pada salah tingkah. Buru-buru balik ke pembicaraan yang entah apa tadi. Semua konsentrasi buyar. Saya sibuk mendiamkan Sera yang Suaranya menggema ke seluruh resto.
Ah iya, barusan saya lihat Bebeh menenteng keresek mainan barunya Sera. Buru-buru saya alihkan perhatian, ajak dia buka mainan baru. Dan ajak putri dan putranya Lania main bersama. Kebetulan usia putri Lania hanya beda sebulan dengan Sera. Jadi mereka bisa nih, main bareng, pikir saya.
Eh benar dugaan saya, Sera pun menghentikan tangisnya. Setelah reda tangis Sera, lalu dia bilang lapar. Nggak tunggu lama saya langsung pesan baso buat Sera dan Tekwan buat Bebehnya Sera.
Setelah Sera agak tenang dan terkendali saya keluarkan smartphone dari tas dan meminta Bebeh foto kami dengan sangat hati-hati. Karena, ada anak-anak (Sera dan Kayyisa) yang anti mamahnya difoto. Harus dijaga perasaan mereka supaya tidak terlukai karena hobi foto mamah-mamahnya.
Ckreek...
Ini dia hasil fotonya, tanpa ada anak yang nangis di situ. Padahal baru saja terjadi drama-drama yang membuat jantung mau copot.
Say, cheese... |
Terutama dengan si putri cantiknya Lania, Kayyisa. Mereka tampak akrab, mau berbagi mainan dan membuat cerita apa yang sudah mereka buat. Malah, lama kelamaan terdengar suara cekikikan dari Sera dan Kayyisa.
Saya dan Lania beradu pandang seolah berpikiran sama, "Mereka langsung akrab!"
Nggak terasa sudah berapa kursi di resto ini berganti pengunjung tapi kami masih anteng di pojokan sambil cerita kesana-kemari. Sampai kira-kira selepas adzan ashar, Nia pamit duluan karena si pacar harus kembali ke kotanya. Jadi Nia dan pacar LDR gitu. Saya pikir pacarnya Nia ini orang Jakarta eh ternyata saya salah. (sok tau akut nih si mameh)
Rasanya kami juga harus ikut pulang nih. Muka mas-mas pelayan resto seperti udah bosan gitu melihat muka-muka kami yang masih anteng di pojokan. Pas mau pulang, eh Sera malah masih anteng mainan sama Kayyisa.
Walau masih kangen tapi pertemuan ini harus udahan dulu. Lagipula masih ada rencana ketemuan bulan depan dan bulan depannya lagi. Moga nanti bisa lebih banyak lagi teman-teman Psikopat yang bisa ikut kumpul. Aamiin..
Anak-anak beraksi |
Kayyisa & Sera saking asyik sampai melantai gitu mainnya... ckckck |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih atas kunjungan dan komentar Teman-teman :)