Kamis, 20 Desember 2012

Berwisata (berobat) ke RS Premier Bintaro

Kali ini, Sera berwisata ke RS Premier Bintaro - Tangerang Selatan.  Malamnya dia demam sampai 38,1 dercel bobonya gelisah, rewel dan dikit-dikit bangun minta nenen.  Alhasil jadi ikutan begadang deh memantau suhu si kecil.  Dua hari sebelumnya begitu gejala awal meler-meler, Mameh melakukan home-treatment: jemur, ASI, makan sehat plus buah, cukup istirahat dan tepuk-tepuk.  Tapi, menjelang tiga hari Sera flu-batuk ditambah demam, khawatir kenapa-napa kayanya perlu dibawa ke dokter aja. Soalnya Sera pernah ada riwayat lendir yang berlebih pas lagi flu, makanya dokternya Sera di Bandung, dr. Frecillia menyarankan terapi uap.  Alhamdulillah setelah 3 kali terapi uap+sinar+tepuk sembuh juga.

Berhubung Sera pas sakitnya lagi di Bintaro, jadi mau ngga mau cari dokter yang sekitar sini.  Saya percaya sama Bebehnya Sera cari dokter yang cocok dengan prinsip kami yaitu pro RUM alias ga gampang kasih obat.  Akhirnya setelah tanya sana sini dapet dr. Ferdy Harahap.  Setelah Bebeh pergi ngantor, izin, daftar ke RS Premier terus pulang jemput Mameh - Sera. Jarak kantor, RS, rumah deketan, jadi terhitung cepet mobilitasnya.

RS Premier Bintaro termasuk International Hospital, lokasinya di sektor 7.  Bisa dibilang di tengah kota-nya Bintaro lah.  Kesan megah RS ini keliatan dari bangunan, plus ada warung kopi Starbucks di area RS.  Hmm, biar betah yang jaga kali ya.  Masuk pintu samping, banyak poster dokter-dokter, staf, suster, yang nunjukkin mimik muka tersenyum, tertawa bahagia - sumringah.  Samasekali ngga ada kesan seram RS pada umumnya.  Ya iya lah, standar internasional gitu.  Lalu masuk lagi ada cafetaria, kantin, apotik Guardian, kios makanan dan mainan anak, dan taman mungil dengan kolam di tengah dekat poli anak.  Lagi-lagi, jauh dari kesan seram, tapi asri dan sedikit bernuansa mall.

Sera dapat antrian ke-8 nih, lumayan juga nunggunya.  Di dalam masih antrian kedua. Area ruang tunggu nya banyak kursi berjejer berbaris warna-warni, ada tv dan pemandangan anak-anak berseliweran dimana-mana.  Sera ngga betah lama-lama digendong Bebehnya.  Jadi dia jalan-jalan di sekitar ruang tunggu setelah suster menimbang tinggi dan beratnya.  Ssstt, ngomong-ngomong suster dan staf disini pada cantik-rapi-ramah loh.  Makin lengkap lah sudah fasilitas yang ada di RS Premier ini (membayangkan berapa banyak rupiah yang akan keluar setelah dari sini ya???) Setelah nunggu kurang lebih 40 menit, Mameh Bebeh Sera masuk ruangan juga.  Dokter Ferdy menunjukkan kesan senior dengan rambut abu metaliknya, raut muka datar sambil mencorat coret lembaran kertas arsip pasien.  Tak lama kemudian beliau nanya kondisi Sera.  Setelah si Mameh Bebeh bercerita dari A-Z, termasuk home treatment yang Sera jalani, dan komitmen ngga kasih obat ke Sera.  Sang dokter lalu memeriksa Sera, yang saat itu mukanya bengang bengong, ngeliatin dokternya. Pas bagian periksa tenggorokan, buka mulut eh dia nangis kenceng. Untungnya cuma bentar nangisnya.  Ya, periksa selesai sudah saatnya saran sang ahli.

Dokter nanya, apa di rumah keluarganya sehat-sehat? Bebeh jawab, ada saudara anak-anak kecil yang datang kerumah lalu berinteraksi sama Sera dalam kondisi batuk pilek.  Ternyata dokter sudah menduga Sera ketularan flu dan menyarankan kasih paracetamol syrup drop untuk panasnya kalau sewaktu-waktu Sera panas.  Ditambah obat puyer untuk batuknya.  Dua-duanya non-antibiotik, beliau menegaskan.  Syukurlaah, lega rasanya kata-kata itu keluar juga.  Lalu, Mameh tanya gimana dengan lendir di tenggorokannya? Dokter jawab, kalau kondisi lendir di siang hari sedikit, mungkin malam akan tambah banyak dan si anak akan rewel.  Sementara kalau lendir di siang hari banyak, apalagi malam hari?? Menurut beliau Sera belum perlu diterapi uap karena termasuk lendir sedikit.  Syukurlaah, lega yang kedua kalinya.  Tinggal terusin home treatment dan ASI teruussss.  Udah selesai penjelasan dokter, pamitan deh sama dokter suster dan kita pulaang. Eh, bayar dulu tentunya.

Untuk urusan bayar membayar, pihak asuransi di kantor Bebeh udah menanggung sekitar 80% biaya pengobatan.  Dokternya 200ribu, dikurangi asuransi, jadi kita cuma bayar sekitar 45ribu-an.  Kalau obat paracetamol sama puyernya sih dicover semua alias haratis. Lumayan lah, untung ada asuransi makanya bisa berobat kemari. Anyway, Sera cepet sembuh yaa, anak ASI sehat, kuat, hebat, solehah.. Lawan dari dalam yah sayang, insyaAllah doa Mameh Bebeh menyertaimu.  Cup cup waw waw.

*dalam perjalanan pulang
M:  Masih murah dokter di Bandung ya Beb?
B:   Iya..
M:  Soalnya disini rumah sakit internasional sih..
B:   Iya..
M:  Apalagi susternya cantik-cantik ya Beb?
B:   Iyaa.. 
M:  Heeehh.... (Hadeziiighh  ------>>>> Jotosssss Bebehh)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih atas kunjungan dan komentar Teman-teman :)